Captain Martin Lim, pilot maritim yang berbasis di Port Klang, Malaysia, bicara tentang kehidupan seorang pilot maritim yang menyenangkan dan memuaskan.
By Rachael Philip, Malaysia correspondent, Maritime Fairtrade
Kehidupan seorang pilot maritim bukanlah tanpa tantangan dan hadangan. Menurut Captain Martin Lim, seorang pilot maritim yang berbasis di Port Klang, Malaysia, beberapa hal – kondisi cuaca dan ukuran kapal – menjadikan pengalaman setiap hari berbeda-beda.
Seorang pilot maritim, atau dikenal juga sebagai pandu, merupakan pelaut yang mengarahkan kapal melewati perairan yang berbahaya atau padat, seperti pelabuhan atau muara sungai. Pilot maritim dianggap sebagai tenaga profesional yang terampil dalam navigasi karena mereka diharuskan mengetahui detail lengkap perairan seperti kedalaman, arus dan bahaya, serta menunjukkan keahlian dalam menangani kapal dalam semua jenis dan ukuran.
“Untuk menjadi seorang pilot maritim, Anda harus berani mengambil risiko. Anda tidak bisa terus berada di zona aman. Seorang pilot maritim harus menjadi orang yang bisa mengambil keputusan yang tepat dengan cepat ketika ia menavigasikan kapal yang besar di perairan yang terbatas,” ujarnya kepada Maritime Fairtrade.
Captain Martin mengingat kembali hari pertamanya bekerja, setelah menyelesaikan masa pelatihan, ketika ia mendampingi seorang senior di kapal pandu menuju pos pandu offshore, dan kemudian menaiki kapal besar dengan menapaki tangga pilot.
“Itulah hari di mana saya menyadari siapa diri saya sebenarnya dan tingkat kesiapan saya untuk pekerjaan itu,” katanya.
Walaupun menaiki tangga pilot merupakan prosedur rutin ketika pilot maritim menaiki kapal, pengaturan transfer pilot dapat menjadi prosedur yang berisiko karena beberapa faktor seperti cuaca dan kondisi laut.
Captain Martin mengatakan pilot dapat membatalkan keberangkatan ketika terjadi cuaca ekstrem atau ketika ia menemukan bahwa tangga pilot tidak dirawat dengan baik atau tidak dipasang sesuai dengan standar internasional yang diatur oleh konvensi IMO SOLAS dan IMPA.
Masa-masa awal dan pelatihan
Captain Martin memulai karirnya lebih dari 30 tahun yang lalu setelah meraih beasiswa Malaysia International Shipping Corporation (MISC) pada tahun 1987, setelah menyelesaikan sekolah menengah. Ia menjalani pelatihan ketat sebelum memulai sebagai seorang kadet di kapal.
“Saya berlayar selama 12 tahun. Pekerjaan itu begitu menuntut, di mana Anda berada jauh dari rumah selama bebulan-bulan. Saya memutuskan untuk mencoba posisi pilot maritim yang tidak semenuntut itu.
“Untuk dapat memenuhi syarat, saya harus melalui pelatihan lainnya sebelum memulai peran sebagai kadet pilot trainee, belajar dan memahami ilmu pelayaran dengan mengamati pilot senior. Setelah satu tahun, saya mendapatkan lisensi Tahap 1 yang memungkinkan saya menavigasikan kapal dengan panjang hingga 110 meter.”
Terdapat 4 tahap dan seorang pilot akan menghabiskan setidaknya 18 bulan di setiap tahap pelatihan dan menjalani ujian sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya. Di Tahap 4, pilot dapat menavigasikan kapal dengan panjang hingga 280 meter. Kini, Captain Martin, memegang Unrestricted Pilot License atau lisensi tidak terbatas. Ia memenuhi syarat untuk memiloti kapal dalam ukuran dan panjang berapa pun tanpa batasan gross tonnage (GT).
Tugas harian
Di Port Klang, layanan pandu disediakan 24 jam sehari oleh operator terminal. Pilot di sini bekerja dalam shift 12 jam yang terdiri dari dua shift siang dan dua shift malam dengan satu hari libur di antaranya. Di tiap hari kerja, seorang pilot dapat menavigasikan hingga tiga atau empat kapal menuju ke atau keluar dari pelabuhan.
“Pilot mendapatkan pemberitahuan 2 jam sebelum kedatangan kapal. Kami akan memelajari statistik kapal dan kondisi cuaca sebelum menyiapkan peralatan dan ransel perlengkapan kami. Ketika akan mengarahkan kapal menuju pelabuhan, kami biasanya menuju pos pilot satu jam sebelum kapal tiba.
“Di Port Klang, kapal pandu akan membawa kami 14 mil laut menuju Pos Pilot North Pulau Angsa atau 16 mil laut ke Pos Pilot South Pintu Gedung, bergantung pada pendekatan tiap kapal.”
Keamanan di Pelabuhan
Selama bertahun-tahun, ukuran kapal laut terus berkembang, tetapi jalur laut tetap sama. Captain Martin mengatakan bahwa bahkan tabrakan kecil dengan kapal lain di pelabuhan dapat merusak sisi kapal dan menyebabkan kerusakan lingkungan yang besar dan sulit ditangani.
“Tumpahan minyak dapat terbawa sejauh bermil-mil dalam hitungan jam. Bahkan kebakaran di atas kapal kontainer bisa menjadi bencana. Jika kita menyemprot api dengan air laut, residunya akan mengalir kembali ke laut dan menyebabkan kerusakan serius pada kehidupan laut.
“Saya pernah menyepelekan kondisi pasang surut di pelabuhan dan membuat penilaian yang didasarkan pada hal ini, tetapi untungnya saya bisa mengatasinya dengan tepat waktu.”
Pilot juga merupakan penghubung utama ketika terjadi kecelakaan atau insiden di pelabuhan. Mereka bertanggung jawab atas pemadaman kebakaran, keamanan dan keselamatan pelabuahn, serta lainnya.
Credit: Port Klang Malaysia Marine Information Handbook
Pekerjaan yang memuaskan
Gaji pilot maritim di Malaysia tidak kompetitif, dengan trainee mendapatkan mulai dari RM5.000 (Rp 17 juta) setiap bulan dan senior pilot mendapatkan sekitar RM15.000 (Rp 51 juta) per bulan.
“Untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dalam ilmu pelayaran, pengambilan keputusan yang cepat dan kemampuan leadership, serta human error seminimal mungkin, saya merasa skala pendapatan kami di Malaysia tidak sebanding dengan rekan-rekan kami di Taiwan, Hong Kong, dan Australia.”
Namun, Captain Martin menghargai kenyataan bahwa pada akhirnya, seorang pilot tidak perlu membawa pulang pekerjaan apapun dari pelabuhan.
“Anda bisa menikmati waktu Anda di rumah dengan damai. Pada akhirnya, setelah menavigasikan sebuah kapal ukuran besar untuk dapat masuk pelabuhan dengan aman, Anda merasakan kepuasan yang luar biasa.”